“Jika anda ingin beribadah sebanyak-banyaknya datanglah ke Mekkah. Jika anda ingin ilmu sebanyak-banyaknya datanglah ke Mesir. Jika anda ingin pendidikan sebanyak-banyaknya datanglah ke Gontor,”

DEWA 19 KE GONTOR (2001), SANTRI "RUSUH”

Advertisement
Advertisement

 DEWA 19 KE GONTOR (2001), SANTRI "RUSUH”

Tahun 2001 grup band Dewa 19 datang ke Gontor. Rencananya datang jam 4 sore, tapi datangnya jam 5, jadi telat 1 jam. Yang tahu kedatangan Dewa 19 cuma siswa akhir (kelas XII) yang jumlahnya sekitar 500 orang. Jadi santri yang lain tidak tahu. Setelah tiba di Gontor, dewa 19 langsung memasuki aula disambut oleh santri senior, para asatidz, mahasiwa ISID dan juga hadir Pimpinan Pondok, Ustad Badri, kalau tidak salah. Dewa 19 hadir dengan personal lengkap kecuali mas Erwin. Juga ada mbak Maya Estianti, ketika itu lagi cantik-cantiknya, pakai kerudung merah, seperti berkerudungnya mbak Yeni Wahid, putri Gusdur. Bertindak sebagai panitia adalah anak anak Dams Band (grup band santri) dan Mahadasa (grup band mahasiswa guru). Setelah sesi tanya jawab (dialog) antara Dewa 19 dan para hadirin, Dewa 19 diminta demo, 2 atu 3 lagu, karena alat musiknya sudah disiapkan panitia. Lagu pertama roman picisan, alhmduliilah berjalan lancar, hadirin tertib. Lagu ke 2, separuh nafas, Hadirin di barisan depan mulai berdiri, sedikit berjingkrak. Karena hadirin barisan depan pada berdiri, sehinga hadirin yang dibelakang pun ikut berdiri karena tidak bisa melihat demo Dewa 19.



Nah, Ketika dewa membawakan lagu separuh nafas, para santri yang baru selesai olah raga dari lapangan, juga santri yang hendak ke masjid, yang tidak tahu menahu kedatangan Dewa 19 ikut ngintip di jendela aula, karena penasaran, kok yang bawain lagu enak banget, kayak aslinya. Dan ternyata benar yang nyanyi adalah yang asli. Ada yang teriak, “wei dani wei, wei Dewa 19 wei…

Akhirnya para santri berebut nonton dari jendela juga dari kaca pintu aula yang tertutup, mereka dorong dorongan, karena jumlahnya ribuan. Suasana muali tidak kondusif, beberapa santri ada yang melompat masuk lewat jendela. Keamanan tidak berfungsi karena cuma beberapa orang untuk mengamankan ribuan santri. Keadaan makin tidak kondusif, tidak terkendali, pintu sudah ada yang jebol, daun jendela rusak, kursi besi banyak yang patah karena dinaikin empat orang, di dekat panggung ada juga yang mualai minta foto bareng, juga (berebut) minta tanda tangan personal Dewa 19. Keadaan sudah benar-benar tidak terkendali, santri “rusuh.” Pimpinan pondok tegas, terpaksa demo Dewa 19 dihentikan. Jadi Ahmad Dani dkk cuma demo 2 lagu saja. Di sisi lain, waktu sudah hampir magrib karena Dewa 19 datangnya telat. Kesannya Dewa di usir dari Gontor karena rusuh, padahal menurut saya lebih karena hadirin yang tidak tertib.

Ternyata banyak juga santri yang ngefans sama Dewa 19. Memang Ketika itu lagu Dewa sering dinyayikan oleh Dams Band juga Mahadasa band. Atau sering diputar di kantin pondok di jam istirahat atau di sore hari. Selain itu juaga musik memang dibolehkan di Gontor


Advertisement