Advertisement
Advertisement
Di Gontor selepas adzan magrib sebelum iqomah, salah seorang petugas ta`mir masjid biasa membacakan syair Abu Nawas. Bacaannya tidak hanya sekali tapi diulang dua kali, ini dimaksudkan supaya ada jeda waktu antara adzan dan iqomah sedikit lebih panjang karena menunggu jama`ah lain yang masih ngantri wudlu, supaya mereka tidak ketinggalan shalat berjama`ah. Saya masih ingat pak Bakir `marah´ kepada muadzin karena terlalu cepat iqomah sementara jama`ah lain masih banyak yang wudlu.
Berikut syair Abu Nawas yang dilantunkan menjelang shalat berjama`ah magrib :
اِلَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً ☆ وَلاَ أَقْوَى عَلَى نَارِ الْجَحِيْمِ
فَهَبْ لِي تَوْبَةًً ًوَاغْفِرْ ذُنُوْبِي☆ فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ
ذُنُوْبِِي مِثْلُ اعَدَدِ الرِّمَال ☆ فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً ًيَا ذَا الْجَلاَل
وَعُمْرِيْ نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ ☆ وَذَنْبِي زَائِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِي
اِلَهِي عَبْدُكَ الْعَاصِي أَتَاكَ ☆ مُقِرًّابِاالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
وَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ أَهْلٌ ☆ وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْ سِوَاك
Ketika syair Abu Nawas dilantunkan dengan merdu dan penuh penghayatan, dengan tempo yang tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat, pertengahan pokoknya, hati saya merasa tenang, damai. Saat itulah saya panjatkan do`a hingga tak terasa air mata ini berlinang.
Jika saya mendengar atau membaca syair Abu Nawas ini hati ini merasa rindu ingin mengulang kembali ke suasana itu.
Advertisement