Advertisement
Advertisement
Kisah ini ketika saya nyantri, sebagai santri senior, saya diberi tugas untuk ngajar di RA. Karena pengajar yang ada cuti hamil. Pagi itu saya tidak masak nasi, ngaliwet, karena biasanya setelah ngajar, saya disuruh makan di rumah pengasuh pesantren. Tapi ternyata hari itu seluruh keluarga pengasuh pesantren pergi keluar, jadi tidak ada yang nyuruh saya makan. Gimana nih perut lapar, akhirnya walau pun waktu sudah jam 11, saya ngaliwet cukup banyak, sekalian buat makan sore. Sebelum dhuhur saya sudah makan, kenyang.
Setelah asar ada pengumuman bahwa santri diundang ke aqikahan di rumah salah satu warga sekitar pesantren. Saya pun ikut dan setelah selesai saya mendapat satu kantong kresek makanan berkat dari sohibul hajat. Saya sedikit bertannya dalam hati. kok acara aqikahannya berlangsung cukup singkat, tidak seperti biasa. Ternyata masih ada satu undangan lagi dari warga tetangga pesantren yaitu selametan atau syukuran rumah baru dan saya pun mendapat satu kresek makanan berkat lagi.
Saya berpikir siapa yang mau menghabiskan makanan berkat ini?Belum lagi tadi siang ngaliwet lumayan banyak.
Saya baru sadar ternyata tadi pagi saya thoma dan Allah berikan ´istidraj´ hari itu juga dengan makanan yang `melimpah´ yang saya tidak sanggup menghabiskannya seorang diri. Astagfirullahal `adzim. Aku mohon ampun-Mu ya Allah. Aku akan berusaha (janji)
untuk tidak thoma lagi, untuk tidak berharap-harap kepada selain-Mu. Ampuni hamba-Mu ya Allah.
Advertisement