Advertisement
Advertisement
Beberapa waktu
lalu viral HP santri dihancurkan dengan menggunakan palu. Ini terjadi karena
sudah menjadi aturan di pesantren bahwa santri dilarang membawa HP ke
pesantren. Berbagai tanggapan netizen di media sosial, ada yang pro ada yang
kontra. Ada yang bilang HP itu seperti pisau yang bisa digunakan untuk memotong
sayuran atau membunuh seseorang, begitu juga dengan handphone. benda itu
netral. jika ada penyalahgunaan, yang salah ya manusianya, bukan bendanya. Itu
betul, asatidz juga menghancurkan HP bukan menyalahkan HP nya saya kira. Handphone yang dipecahkan dalam video tersebut biasanya
merupakan barang sitaan yang dilarang untuk santri yang berusaha melanggar
disiplin dengan membawa HP ke dalam pondok secara diam-diam yang dapat
mengganggu proses pendidikan di pesantren. Perusakan HP yang disita pihak
pesantren di depan santri merupakan bentuk pendidikan supaya ada efek jera dan
menegaskan bahwa pesantren tidak mengambil manfaat secara materiil dari barang
tersebut. Pesantren sudah memikirkan jauh-jauh dampak positif dan negatifnya
bagi santri. Dalam hal ini pesantren memandang bahwa HP bagi santri lebih
banyak mudharatnya dari pada manfaatnya.
Memang selama ini yang
saya temukan di lapangan, HP digunakan oleh santri kebanyakan untuk hal
hal yang kurang bermanfaat seperti
bermain game hingga larut malam, kalau sudah begini hampir di pastikan bangun
subuhnya susah. Bahkan ketika saya mengajar pun masih ada santri yang bermain
game.
Kalau para orang tua atau wali
santri menyayangkan atau keberatan atas penghancuran HP anaknya, mungkin lebih
baik dari awal mencari pesantren atau sekolah yang membolehkan bawa HP. Kalau kita
ingin anak kita dididik di sebuah lembaga pendidikan tentu kita harus mengikuti
aturan yang diterapkan di lembaga tersebut termasuk pelarangan membawa HP. Very
good very fine, gak mo ikut silahkan cari yang lain.
Advertisement