Advertisement
Advertisement
Puasa Ramadhan terangkum dalam penutup ayat-ayat pertama tentang puasa yaitu sebagai laboratorium pencetak ketakwaan yang tampak dalam berbagai aspek sebaagai berikut :
Pertama, puasa membiasakan manusia supaya takut kepada Allah SWT. baik dalam kesendirian mauapun dalam keramaian, secara rahasia maupun terang-terangan. Karena orang yang berpuasa tidak ada yang mengawasi kecuali Allah SWT. Ia menahan hawa nafsunya dari minuman yang segar, makanan yang lezat, buah-buahan yang matang, dan istri yang cantik, karena menjalankan dan tunduk pada perintah Allah SWT. selama sebulan. Sekiranya bukan demikian, pasti ia tidak akan mampu untuk bersabar dari semua godaan nafsu tersebut, sementara ia sangat menginginkannya. Dengan latihan (puasa) secara kontinyu, ia akan terbiasa malu kepada Allah SWT. dan selalu merasakan dalam pengawasan-Nya untuk mematuhi perintah dan larangan-Nya.
Kedua, puasa menaklukkan hawa nafsu yang liar dan menjadikan diri mampu mengendalikannya sesuai syariat, sebagaimana dalam hadits :
Wahai sekalian pemuda, barang siapa di antara kalian yang sudah mampu menikah, maka hendaklah ia segera menikah, sebab menikah dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, sebab ia merupakan tali kekang baginya.
Ketiga, puasa melatih diri untuk empati dan kasih sayang terhadap kaum fakir miskin dan segera memberikan bantuan. Ia memperbaiki dirinya dengan amal shaleh. Dengan puasa ia merasakan susah dan lapar.
Keempat, puasa dapat menghilangkan zat-zat yang merugikan yang mengendap dalam tubuh karena kurang aktivitas, membersihkan lambung dari racun, mengeringkan bagian-bagian lembab dalam tubuh yang membahayakan, mengeluarkan lemak yang sangat berbahaya bagi hati. Nabi SAW. bersabda, ´Puasalah kalian, niscaya kalian sehat.`
Kelima, beberapa ilmuwan Eropa mengatakan bahwa puasa sebulan penuh dalam setahun bisa menghilangkan sisa- sisa zat makanan yang tidak bermanfaat yang menggumpal dalam tubuh selama setahun.
Keenam, puasa melatih kesabaran. Dan kesabaran merupakan jalan menuju takwa. Orang yang berpuasa, saat menahan diri dari keinginan nafsu perut dan kemaluan karena menjalankan perintah Allah SWT. berarti ia telah berserah diri kepada Allah dan terlatih untuk sabar dan tabah.
Advertisement