“Jika anda ingin beribadah sebanyak-banyaknya datanglah ke Mekkah. Jika anda ingin ilmu sebanyak-banyaknya datanglah ke Mesir. Jika anda ingin pendidikan sebanyak-banyaknya datanglah ke Gontor,”

Pimpinan Pondok Pesantren Gontor DR KH Abdullah Syukri Zarkasyi Wafat. Inilah Nasehat Beliau Untuk Para Guru Yang Selalu Saya Ingat

Advertisement
Advertisement

“Patah tumbuh hilang berganti

Belum patah sudah tumbuh

Belum Hilang sudah berganti “

(KH. Abdullah Syukri Zarkasyi)

 


Rabu 21 Oktober, ketika saya sedang jaga Toko kakak saya,  kira-kira pukul 17 saya mendapat telfon dari istri saya yang baru saja membaca status FB temannya bahwa Pimpinan Pesantren Gontor, DR KH Abdullah Syukri Zarkasyi MA meninggal dunia pukul 15.50. إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ‎, semoga diterima amal ibadah beliau, diampuni segala dosanya, dan semoga husnul khotimah, amin.

Saya coba cek di medsos, ternyata benar infonya valid. Kabar meninggalnya putra pertama pendiri Pondok Modern Gontor, KH Imam Zarkasyi telah ramai di Grup-grup Whats app dan Facebook alumni Gontor.

Saya memang tak seberuntung kawan-kawan saya. Sebagai alumni, saya belum pernah bertemu langsung berhadap-hadapan dengan beliau. Saya juga belum pernah diajar langsung oleh beliau dikelas. Kesempatan untuk bertemu berhadap-hadapan langsung itu ada ketika saya hendak mengambil ijasah KMI bersama beberapa kawan sesama alumni. Namun sayang ketika itu beliau sedang tidak ada, akhirnya kita  hanya bertemu dengan dua pimpinan pondok yang lain yaitu Pak Hasan dan Pak Syamsul Hadi Abdan.

Saya lebih seringnya melihat dan bertemu beliau ketika acara besar pondok, seperti Khutbatul Arsy atau pertemuan di aula untuk mendengarkan pesan dan nasehat pimpinan menjelang libur semester.

Pesan atau nasehat beliau yang selalu saya ingat yaitu dalam pengajaran. Beliau berpesan bahwa dalam mengajar, guru hendaklah mengajar dengan prima, guru harus tampil sempurna di depan murid, semua harus dipersiapkan dengan baik. Maaddah, materi atau bahan ajar, metode yang akan digunakan dan ruh guru harus benar-benar “sempurna.” Al-insaanu mahalul khoto wa annisyaan, manusia tempat salah dan lupa, itu “tidak berlaku” bagi guru. Guru sebisa mungkin jangan menampilkan kesalahan di depan murid, guru harus tampil sempurna. Sekedar contoh bagi guru Bahasa, baik arab ataupun inggris, mungkin terlihat sepele, ketika penulisan kosa kata dalam materi atau bahan ajar, harus diperhatikan huruf demi hurufnya, jangan sampai ada salah tulis. Dari cerita beliau, bahwa beliau pernah mengalami salah tulis dalam bahan ajar dalam penulisan kosa kata Bahasa arab ketika di awal-awal perjuangan mengajar di Gontor, yang harusnya pakai huruf alif, tapi beliau malah pakai huruf ‘ain, yang membuat beliau “dibully” oleh kawan beliau sesama guru ketika itu. Maka dari itu berdasarkan pengalaman beliau, beliau tekankan kepada para guru, terutama Guru Bahasa untuk benar-benar memperhatikan huruf per hurufnya supaya apa yang beliau alami tidak dialami oleh guru-guru yang lain. Di Gontor, bagi guru Bahasa, membawa kamus ke ketika mengajar adalah wajib, supaya guru terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam mengajar.


Sampai saat ini kegiatan saya adalah mengajar Bahasa arab dan inggris di sebuah yayasan. Saya ingat betul pesan beliau yang satu ini.

Selamat jalan ayahanda KH.Dr. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA. Semoga Allah menerima amal ibadah dan jariyah kebaikan antum, diampuni segala khilaf, dan dikumpulkan di tempat yang mulia bersama para kekasih-Nya. Dan semoga anak cucu beliau pun tumbuh menjadi generasi alim-sholeh yang mampu meneladani semua kebajikan beliau.  Amin amin amin Ya Mujibassailin.




Advertisement