Jangan remehkan kata-kata.
Ini adalah do'a saya 10 bahkan 14 tahun yang lalu. Selepas wisuda S1 saya mondok lagi di Pesantren tradisional, di daerah Tasik utara. ketika Pak Kiai hendak keluar untuk mengisi pengajian atau memenuhi undangan, terkadang saya disuruh nyuci mobil beliau. Sambil nyuci mobil, dalam hati saya bicara, "Gak apa apa sekarang saya nyuci mobil Guru saya, semoga suatu saat nanti saya akan cuci mobil sendiri"
Ketika usia pernikahan saya menginjak tahun kedua, saya butuh kendaraan sepeda motor untuk pergi mengajar, karena selama ini saya pinjam sepeda motor orang tua. Di hari yang sama, hari jum'at, datang dari dealer motor
sejuta umat Beat putih dan toyota Agya putih. Motor punya saya, mobil punya
kakak saya. Saya bilang dalam hati "Semoga suatu saat nanti motor putih bisa diganti jadi mobil
putih"
Kini setelah usia pernikahan sepuluh tahun, semua do'a yang saya ucapkan Allah kabulkan. Dulu rasanya sangat tidak mungkin kami bisa beli mobil, saya juga istri cuma tenaga pengajar honorer di Sekolah Swasta. Yang mana gaji kami berdua kalau dikumpulkan tidak sampai 2 juta. Tapi kami selalu berdo'a dan mencoba berbagai usaha walau sering bertemu kegagalan. Tapi akhirnya Allah tunjukkan jalan kemudahan bagi kami. Inna ma'al 'usri yusron, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan