“Jika anda ingin beribadah sebanyak-banyaknya datanglah ke Mekkah. Jika anda ingin ilmu sebanyak-banyaknya datanglah ke Mesir. Jika anda ingin pendidikan sebanyak-banyaknya datanglah ke Gontor,”

Gontor Ada Dimana-mana

Advertisement
Advertisement


GONTOR ADA “DI MANA MANA”
Assalamu’alikum semua. Saya hanya ingin berbagi cerita atau pengalaman. Ketika itu tahun 2007, ketika saya mondok di sebuah pesantren namanya pesantren Al-i'tihaad di Tanjaknangsi Pagerageung Tasikmalaya. Selama saya di sana sering diajak keluar oleh Kiai ketika ada acara untuk mengisi pengajian di daerah sekitar Pagerageung atau bahkan di luar kabupaten, atau ketika ada undangan hajatan.

Baca juga : Gontor ; Semua Adalah Pendidikan

Suatu ketika saya diajak  ke Garut untuk menghadiri pertemuan untuk kerja sama dalam bimbingan haji antara pesantren dan KBIH milik seorang pengusaha asal bandung. Kami kesana berdelapan mengendarai Honda CR-V. Semuanya sudah bapak-bapak, cuma saya yang masih muda dan belum nikah. Saya duduk di belakang diam mendengarkan bapak-bapak ngobrol. Entah dari mana awalnya oblolan mereka, hingga saya mendengar ada yang bilang anak saya alumni Gontor tahun 2003, bapak yang lain juga bilang anak saya alumni Gontor tahun 2005”. Ternyata di antara bapak-bapak yang ikut di mobil anak-anak mereka lulusan Gontor. Berarti anak-anak mereka adik kelas saya, karena saya alumni 2001. Dan bapak yang duduk di depan di samping supir adalah pak Endang Hidayat, beliau ketika itu salah satu pengasuh ponpes kiara kuda/MAN Model di ciawi, yang ternyata alumni Gontor tahun 80-an. 

Setelah kira-kira satu jam setengah kami sampai di tempat tujuan. Sebuah taman yang indah. Manasik/bimbingan haji dilaksanakan di sini. Terlihat para calon jemaah haji berpakaian serba putih, ada sekitar 80-100 orang mengikuti manasik haji dengan semangat. Terdengar para memandu membacakan kalimat talbiyah, yang kemudian diikuti oleh semua peserta bimbingan haji. Kami dari Ciawi/Pagerageung duduk di sebuah saung kecil duduk melingkar, mengadakan dialog dengan pemilik/pengurus bimbingan haji. Tentang kemungkinan bisa membuka cabang KBIH di Pagerageung. 

Baca juga : IJASAH GONTOR (KATANYA) TIDAK DIAKUI
Ketika bimbingan manasik haji istirahat, dua orang pembimbing dengan janggut hitam panjang menghampiri dan ikut bersama kami duduk di saung. Mereka mengucapkan salam dan kami berjabat tangan. Ketika dua orang pembimbing manasik ini bersalaman dengan pak Endang Hidayat. Mereka berangkulan. Pak Endang bilang “kok kalian ada disini??” Mereka berdua ini kawan-kawan saya ketika di Gontor dulu”. Ucapnya pada kami.

Advertisement