“Jika anda ingin beribadah sebanyak-banyaknya datanglah ke Mekkah. Jika anda ingin ilmu sebanyak-banyaknya datanglah ke Mesir. Jika anda ingin pendidikan sebanyak-banyaknya datanglah ke Gontor,”

BACA DO’A NAIK KENDARAAN

Advertisement
Advertisement


Waktu saya mondok di Pagerageung, di Ponpes Al-‘Itihad, Tasik Utara, ketika dalam perjalanan sehabis pulang dari rumah, di Cikalong, dari terminal bis indihiang menuju Pagerageung saya naik bis Do’a Ibu jurusan Tasik-Jakarta.  ketika saya duduk, saya membaca sebuah tulisan arab berikut artinya, tepat di depan saya, yaitu do’a naik kendaraan. Ternyata hampir semua kursi terdapat tulisan do’a naik kendaraan. Di mana penumpang duduk pasti bisa langsung baca tulisan tersebut.
 
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلى رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ

SUB_HAANAL LADZII SAKH-KHORO LANAA HAADZAA WAMAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN WA INNAA ILAAA ROBBINAA LAMUNQOLIBUUN.

Artnya : Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.
 
Subhanalloh..! Sebuah perusahaan angkutan yang begitu peduli terhadap keselamatan penumpangnnya, sehingga dalam berpergian pun tidak melupakan Allah.
Ketika saya sudah menikah dan hendak pergi ke Tasik berdua bersama istri, dengan naik sepeda motor, ketika kami mulai perjalanan, saya selalu tanyakan kepada istri apakah sudah baca do’a atau belum. Ternyata belum, alasannya tidak hafal. Akhirnya saya bimbing, saya ucapkan kemudian istri mengikuti. Akhirnya saking seringnya saya menanyakan dan saya bimbing ketika hendak bepergian, istri saya sampai hafal itu do’a naik kendaraan atau do’a ketika bepergian. Bagi saya do’a tersebut begitu akrab dan hafal betul karena insyaallah selalu saya baca ketika hendak bepergian.
Mungkin do’a-do’a pendek dalam kehidupan sehari biasa diajarkan di pengajian-pengajian sehabis magrib di kampung, ketika kita masih duduk di bangku SD, atau ketika masih di RA/TK/PAUD. Di gontor do’a-do’a pendek dalam kehidupan sehari-hari ini, seperti do’a ketika bepergian, doa masuk mesjid, do’a ketika bercermin, do’a ketika masuk WC dll, walaupun memang tidak diajarkan di kelas, tapi akan selalu ditanyakan, akan selalu diujikan ketika ujian lisan. Yang mana ujian lisan ini dilaksanakan sebelum ujian tulis.
Saya masih ingat betul ketika jadi santri di Gontor. Semua santri dari kela I sampai kelas IV wajib tidur di asrama. Jam 10 malam semua harus sudah ada di asrama (kamar) karena akan ada cek kehadiran, pembacaan absen. Setelah selesai maka ketua kamar atau siapa saja yang ditunjuk oleh pengurus asrama, akan memimpin untuk membaca do’a sebelum tidur bersama-sama. Jadi untuk tidak membaca do’a sebelum tidur amat sangat tidak mungkin. Karena selalu setiap malam dibaca bersama-sama dan diawasi.
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ
BISMIKALLAHUMMA AHYA WABISMIKA AMUUT.
Artinya : Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati.
Do’a-do’a dalam kehidupan sehari-hari, kelihatannya pendek, sederhana dan mudah. Tapi pada prakteknya kita sering lupa. Coba kita ingat apakah kita selalu membaca do’a sebelum tidur? Atau berapa kali membaca do’a sebelum tidur dalam seminggu, atau bahkan tidak (pernah) sama sekali?
Mau bepergian, mau tidur, atau mau apapun jangan lupakan Allah, selalu ingat Allah. Ke manapun kita memandang di situ kita harus menemukan Allah.

Advertisement