Advertisement
Advertisement
Agustus 2009
saatnya saya mendaftarkan adik saya yang baru lulus SMP ke Gontor Putri 2 (GP 2).
Di GP 2 kali ini saya bertemu seorang
tamu dari Lampung, seorang bapak usia antara 55 – 60, yang mana tiga orang dari
anaknya beliau masukkan ke gontor. Ada yang sudah jadi ustadzah di GP3, ada
yang sudah kelas 3 di Gontor Putra, dan ada juga yang baru didaftarkan di GP2.
Selama tiga hari di GP2 saya sering ketemu ngobrol dengan beliau ini. Saat kami
tengah ngobrol datang menghampiri seorang ustadzah memakai jas almamater ISID,
sekarang UNIDA, bersama calon santriwati. Rupanya mereka ini adalah putri beliau,
cantik- cantik, he... Akhirnya kami ngobrol berempat. Setelah beberapa saat
kedua putrinya pamit untuk kembali lagi ke asrama sementara yang ustadzah
kembali ke GP3 karena jaraknya dekat dari GP2.
Baca juga : GONTOR, SEKOLAH MURAH BERKUALITAS SE-JAWA TIMUR
Baca juga : GONTOR, SEKOLAH MURAH BERKUALITAS SE-JAWA TIMUR
Di ujung obrolan,
si bapak minta nomor HP saya, saya pun minta balik nomor HP si bapak. kita
bertukar nomor. Si bapak bilang ini bukan no HP saya, tp nomer HP anak saya. Loh
kok...? saya bingung.. anak bapak yang mana, yang calon santriwati apa yang
ustadzah? Beliau bilang yang ustadzah. Ketika ngobrol berempat saya sempat
berpikir gimana caranya supaya dapetin no HP ustdzah. Tapi... malu ah baru aja ketemu dah agresif, pake mnta no HP segala. Eh gak
taunya malah dikasih sama bapaknya. Emang rizki gak kemana, he...
Tapi walaupun
begitu pantang buat saya hubungin cewek lebih dulu. Untuk membuktikan bahwa dia
ada perhatian buat saya (aaah ke-PeDe-an lu). Dan ternyata benar dia yang
hubungi saya lebih dulu mungkin sudah dapet nomer saya dari bapaknya. Sejak
saat itu kami berhubungan lewat SMS. Kita jalani LDR (Long Distance Relationship).
Sesekali saya bertemu kalau jenguk adik saya di GP3. Karena saya pesan kalau
seandainya adik saya lulus mohon ditempatkan di GP 3 biar bisa diawasi oleh
calon kakak iparnya (ngarep lu..). He... Saya bermimpi punya keluarga Gontori.
Yang mana komunikasi dalam keluarga nanti kalau gak arab ya inggris. Sehingga
anak-anak pun nantinya terbiasa bicara arab-inggris sejak dini. Tapi ternyata
kita tidak ada jodoh. Kini ia bahagia di sana, di lampung, bersama belahan
jiwanya. Mungkin ada benarnya kata motivator Mario Teguh “cinta yang jauh
dan jarang bertemu akan digantikan oleh cinta yang dekat dan akrab.”
Advertisement