Advertisement
Advertisement
Menerobos Lampu Merah
Ketika Sepi
Tadi malam saya bersama
kawan kawan pergi ke kota untuk mencari HP baru atau second mengendarai
mobil Rush. Dalam percarian tersebut bisa memakan waktu berjam-jam. Jadi sering
pulang larut malam, di mana jalanan sudah mulai sepi. Tiba di sebuah lampu
merah, salah seorang dari kita bilang “langsung aja gak usah berhenti, sepi
ini.”
Tentu tak sesederhana
itu, terobos lampu merah, habis itu selesai, tanpa memikirkan bahaya bagi orang
dan diri sendiri. Tentu kita harus memikirkan hal yang terburuk dari menerobos
lampu merah. Beruntung kalau kita terobos dan memang aman, tapi coba jika
terjadi sebaliknya. Ketika kita menerobos lampu merah, memacu kendaraan tentu
akan semakin cepat, dan ternyata ada kendaraan dari arah yang lain. Tentu
terjadi tabrakan atau kecelakaan amat sangat mungkin dan tidak bisa dihindari
karena pengereman tidak akan maksimal.
Baca juga : SEBUAH CERITA : BISA KARENA BIASA
Baca juga : SEBUAH CERITA : BISA KARENA BIASA
Coba kita bayangkan
seandainya ada korban, korban cacat atau korban meninggal. Kita tidak tahu
mungkin saja korban adalah calon pengantin baru, atau dia adalah tulang
punggung keluarga, atau dia adalah anak semata wayang, dan seterusnya. Atau bahkan
kita sendiri yang menerobos yang jadi korban. Ingat, keluarga menunggu di
rumah. Istri dan anak-anak tercinta yang masih kecil-kecil, yang masih sangat
memerlukan kasih sayang dan perhatian kita sebagai orang tua.
Baca juga : TIKUNGAN MAUT KM 13
Baca juga : TIKUNGAN MAUT KM 13
Menerobos lampu merah
adalah bad habit, kebiasaan buruk yang menyebalkan . Terobos lampu merah sangat berbahaya
rawan kecelakaan dan akan terjadi persinggungan satu kendaraan dengan lainnya. Mari
kita untuk selalu tertib berlalu lintas demi keselamatan dan jangan lagi ada
kata “taat kalau ada yang lihat (Pak polisi).”
Advertisement