“Jika anda ingin beribadah sebanyak-banyaknya datanglah ke Mekkah. Jika anda ingin ilmu sebanyak-banyaknya datanglah ke Mesir. Jika anda ingin pendidikan sebanyak-banyaknya datanglah ke Gontor,”

Sedikit Orang Ponorogo Yang Masuk Gontor??

Advertisement
Advertisement

Ada satu hal yang jadi pertanyaan buat saya, kenapa orang Ponorogo sendiri sangat sedikit sekali yang masuk pesantren Gontor? Bahkan bila dibanding dengan santri yang berasal dari negeri jiran Malaysia sekalipun masih tetap kalah. Justeru santri terbanyak datang dari jakarta (Konsulat Jakarta) dan dari priangan yang meliputi Pangandaran, Banjar, Ciamis, Tasikmalaya dan Garut. Ketika musim libur tiba, konsulat jakarta bisa memberangkatkan 12-15 bus dan konsulat priangan bisa 4-6 bus.



Ketika saya KKN tahun 2004 di kecamatan Sumoroto, Ponorogo, saya coba bertanya kepada masyarakat di sana untuk mendapat jawaban pertanyaan di atas. Ternyata jawabannya adalah bahwa biaya di Gontor itu mahal, karena Gontor itu sekolah atau pesantren elit, pesantrennya ekonomi menengah ke atas, pesantrennya The Haves, pesantrennya anak bupati, pesantrennya anak gubernur dan seterusnya. Padahal saya aja cuma anak pedagang kelontong di desa yang mana selama mondok selalu naik kendaraan umum, tidak pernah naik kendaraan pribadi, karena memang tidak punya, kadang suka telat dapat kiriman wesel karena mungkin ortu belum punya uang.




Orang Ponorogo bilang biaya di Gontor mahal mungkin karena kurang informasi, malas mencari, atau dari Gontornya sendiri yang kurang sosialisasi ketika itu. Tapi untuk saat ini amat sangat mudah memperoleh informasi biaya di Gontor, karena perkembangan teknologi informasi sangat memudahkan kita untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Silakan anda buka link informasi biaya Gontor dan boleh anda bandingkan dengan sekolah atau pesantren lain yang ada di Indonesia



Advertisement