Advertisement
Advertisement
Saat ini saya mengajar yang
lumayan jauh dari rumah, ya jaraknya kira-kira 138 KM. Ninggalin istri dengan 3
orang anak yang masih kecil-kecil. Jadi dalam 6 tahun saya alhamdulillah
sudah punya tiga anak, tajem juga kan he
he.
Biasanya saya pulang 2 minggu
sekali. Tapi kali ini saya baru seminggu sudah pulang, karena anak saya yang
baru usia 10 bulan sakit panas. Istri saya bilang panasnya sudah 5 hari gak
turun-turun. Setelah saya tiba di rumah, keesokan harinya saya bawa si bungsu
ke sebuah klinik yang jaraknya sekitar 30 KM dari rumah. Padalah di kecamatan
saya juga ada puskesmas, cuma karena pelayanannya kurang memuaskan maka saya
pilih klinik yang lumayan jauh, di luar kecamatan dimana saya tinggal.
Ketika mau berangkat ternyata
anak pertama dan kedua juga badannya agak panas, cuma karena si bungsu sudah
lima hari panasnya jadi yang saya bawa ke klinik cuma si bungsu aja. Sodara
bisa bayangkan kalau saya bawa ke klinik tiga-tiganya bisa menghabiskan honor 1
bulan atau bahkan gak cukup.
Baca Juga : DIBULLY KEMATIAN, DAN NYATA TERJADI
Setelah menempati kamar klinik no
18, sore hari kami lapar, beli nasi bungkus dan keperluan lainnya, kami cuma
bawa uang kurang lebih 70 ribu, karena sudah 2 bulan saya belum bayaran dan
yang demikian sudah biasa terjadi bagi guru honorer. Setelah makan ada petugas
klinik datang bahwa ada pembayaran yang harus didahulukan sebesar 80 ribu.
Jujur kami gak da uang, cuma ada 20 ribu, habis buat makan dan keperluan lain.
Saya bilang nanti aja dulu bayarnya karena harus ngambil dulu di ATM. Padahal
di ATM gak da uang. Karena tadi saya bilang 2 bulan gaji honor saya belum
dibayar. Sodara tau sendiri lah guru honorer amat jarang dibayar tepat waktu.
Sebelum berangkat, saya minta tolong ke mertua untuk menagih tetangga yang
punya hutang sama saya, tapi hasilnya nihil. Ya Allah harus bagaimna ini.
Akhirnya saya foto si bungsu, lagi dirawat berbaring dengan infusan di tangan,
kemudian saya upload ke grup sekolah dimana saya mengajar, berharap mudah-mudahan
pihak yayasan melihat dan mengerti apa yang saya butuhkan saat ini.
Jam 8 malam petugas klinik
menagih lagi untuk yang kedua kali pembayaran yang 80 ribu. Kali ini kami
sedikit beruntung ada beberapa puluh ribu pemberian kawan-kawan kami yang
datang menjenguk si bungsu. Beberapa saat kemudian ada telfon dari pihak
yayasan menanyakan kabar, apa yang terjadi dengan si bungsu. Rupanya yayasan
melihat postingan saya. lalu saya kabarkan semua dan alhamdulillah pihak
yayasan mentransfer honor saya untuk 1 bulan. Terima kasih ya Alloh. Setelah
dirawat selama 2 malam, oleh dokter si bungsu dinyatakan sembuh dan
diperbolehkan pulang.
Ini mungkin potret dunia honorer
yang mungkin ada yang kondisinya lebih (menderita) dari saya. Saya
akan berusaha mencari sumber lain supaya dapur tetap ngebul.
Advertisement